Candi Cetho, Candi yang tersembunyi di Ketinggian Karanganyar
Posted by Rundown Wisata
Posted on 5:30 AM
with No comments
Sebelumnya berbagi cerita pengalan objek wisata Candi Cetho, gw mau ngucapin minalaidin walfaidzin mohon maaf lahir dan batin Selamat Hari Raya Idul FItri 1425H. Kebetulan lebaran di tahun ini gw ikutan keluarga mudik ke Solo, setelah hari raya idul fitri gw sempetin buat keluyuran ke Candi Cetho lokasinya kebetulan gak jauh dari kampung halaman gw broh,,ya kurang lebih 45 menit. Candi Cetho terletak di lereng gunung Lawu yang masih masuk di Kabupaten Karanganyar Solo. Dalam perjalanan kita akan disuguhkan oleh pemandangan kebun teh yang keren abis broh dengan udara yang sangat dingin.
Tiket di kawasan Candi Cetho hanya Rp5.000 saja. Candi Cetho Karanganyar adalah sebuah candi Hindu yang berlokasi di Dusun Cetho Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar. Letaknya cukup tinggi yaitu di ketinggian 1.400 mdpl. Candi Cetho Karanganyar mempunyai latar belakang yang hampir sama dengan Candi Sukuh yang juga berada di Kabupaten Karanganyar.
Nama Cetho sendiri merupakan sebutan yang diberikan oleh masyarakat sekitar yang juga adalah nama dusun tempat situs candi ini berada. Cetho dalam Bahasa Jawa mempunyai arti “jelas”, ini karena di dusun Cetho ini orang dapat melihat dengan sangat jelas pemandangan pengunungan yang mengitarinya yaitu Gunung Merbabu, Gunung Merapi, Gunung Lawu, dan di kejuhan nampak puncak Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Selain itu dari dusun ini kita juga disuguhkan dengan pemandangan luas Kota Surakarta dan Kota Karanganyar yang terbentang luas di bawah.
Menurut para ahli sejarah dan purbakala sejarah Candi Cetho Karanganyar ini juga dibangun pada masa yang sama dengan Candi Sukuh yaitu di sekitar abad ke-15 di akhir masa kejayaan Kerajaan Majapahit Hindu. Dibangunnya situs ini pada masa keruntuhan Majapahit mempengaruhi bentuk arsitektur candi. Candi ini mempunyai bentuk yang sangat unik, sama uniknya dengan arsitektur Candi Sukuh. Candi Cetho tidak memiliki bentuk seperti pada candi Hindu di Jawa pada umumnya. Bentuknya yang menyerupai punden berundak. Hal ini mendatangkan kesimpulan bahwa jatuhnya Majapahit membuat mulai munculnya kembali kebudayaan asli masyarakat sekitar.
Sekian cerita pengalaman gw di Candi ini, nantikan cerita berikutnya yang gak kalah seru.
0 comments:
Post a Comment