Powered by Blogger.

Patung Suro & Boyo yang menjadi Ikon Kota Surabaya

Patung Surabaya

Kalo lagi travelling di Surabaya gak lengkap rasanya kalo gak berkunjung  ke Patung  Suro & Boyo dengan lambang Ikan Hiu dengan Buaya yang keliatan seperti sedang bertarung. Patung ini merupakan Ikon dari Kota Surabaya broh,,, Lokasinya tepat di sebelah Kebun Binatang Surabaya atau sering disebut oleh banyak orang di sana BONBIN. Ke Patung  Suro & Boyo ini gratis loh broh, karena lokasinya tepat di perempatan Jalan Raya. Kalo mau ke sini paling enak menjelang Sore hari, karena cuacanya Adem, karena kalo siang di Kota Surabaya ini panas banget bro..

  

Belum sah ke Surabaya kalau belum berfoto di depan landmark Surabaya ini :P

Ikuti terus info jalan-jalan selanjutnya ya.

Wisata Monumen Kapal Selam Surabaya

Monumen Kapal Selam Surabaya


Haii broh..,,kalo lw lagi jalan-jalan ke kota Surabaya jangan lupa untuk berkunjung ke Monumen Kapal Selam ini. Monumen Kapal Selam adalah bentuk asli kapal KRI Pasopati dari Satuan Kapal Selam Armada RI Kawasan Timur. Selama pengabdiannya, KRI Pasopati banyak berperan aktif menegakkan kedaulatan negara dan hukum di laut yurisdiksi nasional dalam berbagai operasinya. Kini, eks KRI Pasopati yang telah dirakit ulang dan dimonumenkan ini dibuka untuk umum sejak tanggal 15 Juli 1998. Ruang dalamnya terbagi atas 7 ruangan, mulai dari ruang kendali, ruang istirahat, ruang mesin, dll.






Monument yang berlokasi di bantaran sungai Kalimas, Jl. Pemuda Surabaya, ini dibangun atas prakarsa pimpinan TNI – AL, Gubernur Jawa Timur, dan para sesepuh Kapal Selam. Pembangunannya bertujuan untuk mewariskan nilai sejarah dan melestarikan nilai-nilai luhur perjuangan bangsa, serta menambah objek wisata bernuansa bahari di Surabaya.

Oiya di sekitar lokasi wisata Monumen Kapal Selam ini juga terdapat Patung Buaya dan Ikan Hiu yang jadi Ikon Kota Surabaya yang keren banget broh buat diambil foto selfie, apalagi lokasinya tepat dipinggir danau kecil. Pokoknya kalo lw ke Kota Surabaya gw saranin mampir ke sini. Tiket masuknya Cuma Rp8.000, dan kita bisa masuk hingga ke dalam kapal selam.



Jangan lupa ikutin cerita wisata gw berikutnya ya broh,,,

Taman Nasional Baluran, Miniaturnya Savana Liar Africa

Taman Nasional Baluran

Ada yang sudah pernah ke Taman Nasional Baluran? Menarik bukan, seolah kita berada di Afrika, padahal Taman Nasional Baluran berada di Banyuwangi, Situbondo, Jawa Timur. Tapi , jika lw belum pernah wisata kesana, maka gw akan bercerita sedikit tentang suasana di Taman Nasional Baluran.

Taman Nasional Baluran, Miniaturnya Savana Liar Africa atau biasa disebut Africa Van Java. Kira-kira seperti itulah yang dirasakan saat pertama kali wisata ke Taman Nasional Baluran. Walaupun bertajuk taman nasional, namun suasana yang disajikan seperti alam liar dimana para binatang rusa, burung merak, monyet-monyet, ayam hutan,banteng,kerbau liar dan masih banyak lagi yang berkeliaran bebas sambil bercanda di rerumputan. Namun, jangan berharap lw bisa dengan mudah melihat satwa broh. Sebab, layaknya binatang liar, beberapa satwa yang ada di Taman Nasional Baluran akan lari dan mengumpat ketika mereka melihat manusia mendekat.
 


 

 

Padang savana, adalah kata yang pantas diberikan untuk Taman Nasional Baluran. Uniknya, di tengah luasnya padang savana, terdapat Gunung Baluran yang kini sudah tidak aktif lagi. Ekosistem di Taman Nasional Baluran merupakan hutan kering. Jika lw berkunjung pada bulan Juni hingga Agustus lw akan mendapatkan Taman Nasional Baluran dalam keadaan kering dan menguning karena musim kemarau. Pemandangan pada saat musim kemarau jauh berbeda dibanding pada musim lainnya. Lebih dramatis, dan terasa seperti di Afrika.
 

 

 

Tetapi, lw gak akan dimanjain oleh rumput dan pepohonan saja. Di Taman Nasional Baluran juga terdapat sebuah pantai bernama Pantai Bama. Di Pantai Bama lw harus waspada, sebab banyak monyet liar yang akan mengganggu lw. Namun tidak jadi masalah jika lw pecinta hewan, lw bisa bercanda dengan monyet-monyet tersebut.
 


 

 


 

Nantikan sunset di Pantai Bama, karena lw akan melihat sesuatu yang magis terjadi di sana.



Lw gak suka monyet? Jangan khawatir. Lw juga bisa melihat gerombolan burung merak yang hendak beterbangan atau sedang bersantai.

Jangan sia-siakan waktu lw broh, nikmati pengalaman wisata ke Taman Nasional Baluran. Dan, lw gak perlu jauh-jauh pergi ke Afrika.

Liburan ke Kota Solo, Jangan Lupa Mampir ke Keraton Surakarta

Kori Kamandungan

Finally, akhirnya setelah 26 tahun mengaku lahir di kota Surakarta (atau yang dikenal dengan Solo) gw berkesempatan jalan-jalan di Keraton Kasunanan Surakarta yang terkenal itu. Dengan sedikit norak gw ijin pamer pengalaman jalan-jalan ke dalam keraton solo ya!

Ada dua pintu masuk keraton, di utara dan di selatan. Nah paling enak memang dari utara, kita akan disambut gapura besar setelah melewati Jl. Slamet Riyadi, kemudian memutar jalan searah melewati alun-alun utara yang terdapat beringin kembar ditengahnya. Nah di sisi kiri bisa dilihat ada tembok tinggi bernama Baluwarti, yang dulu berfungsi sebagai benteng keraton. Setelah melewati jalan supit urang di sisi timur, kita akan disambut gerbang utama keraton yang disebut dengan Kori Brajanala Lor, barulah kita akan melihat kemegahan bangunan keraton setelah itu.

Untuk tempat parkir, bisa langsung di depan halaman keraton, tapi sayangnya pintu dan loket masuk keraton tidak melalui pintu utama atau yang disebut dengan Kori Kamandungan. Wisatawan bisa mendapatkan tiket masuk di pintu wisata sebelah timur, biayanya untuk wisatawan domestik Rp 10.000, untuk wisatawan asing Rp 15.000 nah jika ada reporter, liputan dan bersifat komersil, kamera yang dibawa juga dikenakan biaya lho broh. Nah kalau mau sewa guide, ada abdi dalem yang siap menemani, tambah ongkos sekitar Rp 30.000 broh.

Masuk ke dalam keraton untuk pertama kalinya kita akan disapa dengan silsilah raja Keraton Kasusnanan Surakarta, yang saat ini dipimpin oleh Paku Buwono XIII. Setelah itu ada maket yang menggambarkan semua wilayah di keraton, yang bisa kita lihat walapun tidak begitu jelas karena kurang terawat. Kunjungan pertama wisatawan diarahkan ke musium yang berisi peninggalan barang-barang keraon. Seperti sejarah, alat perang, alat musik, alat masak sampai dengan seragam dan kereta kencana.


Di tengah-tengah musium ada sumur yang dulunya tempat bersemdi raja, airnya bisa diminum dan untuk cuci muka. Baru setelah itu kita memasuki wilayah keraton yang sesungguhnya. Ada peraturan unik di sini, pengunjung yang menggunakan sandal jepit harus melepanya, kalau menggunakan sepatu tertutup boleh, menurut abdi dalem yang sempat gw temuin, ini merupakan bentuk penghormatan tamu kepada si pemilik rumah broh.

Setalah masuk halaman keraton bagian timur ini kita akan disapa oleh halaman begitu luas dengan deretan pohon sawo kecik yang rindang, yang kata abdi dalem, setiap pohon ada penunggunya. Tanah yang kita injak ada dua jenis. Dulunya hanya berupa pasir dari laut pantai selatan saja. Tapi saat ini, tepatnya setelah letusan merapi yang terakhir, halaman ini juga dipenuhi dengan pasir merapi yang permukaannya lebih kasar.

Hanya ada beberapa bangsal saja yang bisa kita lihat di dalam keraton ini, seperti Sasana Sewaka yang dikelilingi patung-patung eropa, tempat ini biasanya digunakan untuk acara besar seperti jumenengan, suatu pernikahan putra putri keraton. Disampingnya ada Sasana Handrawina yang terlihat klasik dengan gaya eropa, disini merupakan tempat seminar atau jamuan tamu kerajaan.

Dari dalam juga terlihat menara tinggi yang menghadap ke luar keraton, namanya Panggung Songgo Buwono, dulunya digunakan untuk mengintai benteng lawan, saat ini dimanfaatkan untuk bertapa raja. Sayangnya tidak semua bagian keraton boleh kita kunjungi. Ada batas-batas yang tidak boleh dilalui wisatawan, dan padahal keraton bagian barat dan selatan masih sangat luas.

Sedikit kecewa pas gw keluar keraton, dan berjalan ke pintu utama di Kori Kamandungan, disana kita disapa oleh dua patung dan dua orang abdi dalem keraton dengan pakaian prajurit. Wisatawan boleh kok berfoto bersama mereka, tapi saat berfoto salah satu dari mereka pasti akan berbisik seperti ini “Mas, mohon seiklasnya untuk mengisi kas prajurit ya!”. Hmm, nggak ada salahnya kan kita ngasih? Toh abdi dalem disana rata-rata hanya digaji sekitar Rp 30.000, – Rp 100.000, per bulan, tergantung masa kerjanya.

Satu lagi yang terlewatkan, di sisi barat ada musium kecil tempat memamerkan kendaraan yang digunakan raja, diantaranya adalah kereta kencana dan mobil. Untuk masuk ketempat itu kita dikenakan biaya lagi sebesar Rp 3.000,- dan menggunakan kalung samir yang diberikan oleh petugas. Saat gw tanya kenapa harus pakai samir, dia menjawab “agar selamat, mbak”.  Dan sekedar info saja, ternyata apabila kita beli tiket di tempat ini, bisa berlaku terusan lho, jadi kita hanya membayar Rp 10.000, untuk masuk musium kereta dan keraton sekaligus.

Butuh oleh-oleh? di sekitar keraton banyak sekali menyediakan oleh-oleh yang terjangkau, bisanya berupa pernik-pernik. Nah kalau terasa lapar atau haus, anda bisa menyewa becak atau delman untuk ke pintu keluar keraton sebelah selatan. Tepat di samping Kori Brajanala Kidul kita akan menemui beberapa warung makan yang enak-enak. Salah satu yang terkenal di sana adalah Es Plengeh, warung yang menjual es buah dengan harga Rp 3.000,00 saja per mangkok.

Begitu kira-kira perjalanan gw broh yang memakan waktu sekitar 2 jam. Saran gw kalau bepergian ke Solo gunakan pakaian yang menyerap keringat, cuaca di Solo begitu panas, dan bawa kipas juga boleh. Untuk busana masuk keraton, gw sarankan menggunakan pakaian tertutup. Dan kalau anda tidak tahan menginjak kerikil-kerikil kecil pasir dari gunung Merapi yang ada di halaman keraton, gunakan sepatu tertutup ya!

Semoga cerita wisata ini bisa jadi referensi buat lw yang ingin liburan ke Kota Solo. Visit Jawa Tengah, Solo The Spirit of Java

Pasir Berbisik Bromo, Suasana Seperti di Gurun Padang Pasir

Pasir Berbisik Bromo

Masih di kawasan Wisata Gunung Bromo, kali ini gw mau share wisata Pasir Berbisik Bromo. Pasir berbisik, nama ini berkaitan dengan sebuah film yang dibuat oleh seorang sutradara terkenal asal negara Indonesia yang bernama Garin Nugroho. Walaupun gw kurang tahu pasti kenapa tempat ini dinamakan Pasir berbisik, namun ada yang mengatakan bahwa tempat ini pernah dijadikan sebuah lokasi shooting dari sebuah film yang judulnya pasir berbisik. Sejak saat itu lautan pasir yang terdapat di kawasan wisata Bromo ini terkenal dengan nama sebutan pasir berbisik. Atau memang karena deru angin yang telah membawa butiran-butiran pasir disini bagaikan bisikan-biskan yang menyerukan indahnya alam.



Saat travelling ke Pasir berbisik, hamparan gundakan pasir diantara Bukit indah Taman Nasional Bromo Semeru Tengger! Sand Dunes Bromo menjadi antiklimaks dari Savana Bromo!

Sepanjang mata memandang, hanya ada pasir di Gunung bukan pasir pantai yang biasa kita lihat. Begitu kontras dengan pemandangan Savana di Bukit Teletubbies yang hijau. Hamparan pasir di Pegunungan yang luar biasa keren!

Sumpah broh, liburan ke Bromo harus menjadi salah satu daftar wisata yang harus dikunjungi di Indonesia karena wisatanya penuh kejutan demi kejutan serta keindahan yang menakjubkan! believe me ;)

Travelling k Pasir Berbisik Taman Nasional Bromo Semeru Tengger merupakan pengalaman yang tak terlupakan buat gw.

Hamparan Savana Teletubbies Bromo yang Mempesona

Savana Teletubbies


Hai broh, setelah asyik menikmati keindahan Kawah Bromo sekarang perjalanan wisata lanjut ke lokasi Savana Teletubbies. Savana Teletubbies yang merupakan hamparan tumbuhan alang-alang dan rumput yang sangat luas dengan background bukit-bukit yang ditumbuhi rerumputan. Gila broh,,pemandangannya ajib banget di sini. Ini salah satu lokasi favorit gw di Bromo, secara disini lw bisa berlarian diatas rumput yang luas sesuka hati lw, ketawa hahahihi sekenceng lw.hahahha,,,yang kaya gini gak ada di kota Jakarta broh…




Mau foto-foto sendiri oke banget, lebih ok lagi kalo foto bareng gebetan, kaya gw gitu broh jadi serasa ni lokasi milik berdua.wkwkwkkk… yang penting banyakin aja foto disini, kapan lagi foto dengan background pemandangan yang super keren kaya gini, kecuali editan Photoshop broh. Sumpeh pokoknya serasa lw ngeliat lukisan dah.




Ok begitulah perasaan yang gw alamin di Savana Teletubbies ini, sisanya lw liat foto-foto gw aja dah biar bikin pengen. Kalo kata sobat gw Restu, “No Picture itu,HOAXX…!!!”.heee

Penuh Perjuangan Menuju Kawah Bromo


Kawah Bromo

OK broh, melanjutkan cerita postingan sebelumnya yaitu menikmati Sunrise Bromo, sekarang gw mau ceritain pengalaman gw ke Kawah Bromo. Setelah gw dari Spot Sunrise di Pananjakan I, kemudian gw turun ke lokasi Kawah Bromo dengan Hardtop sekitar jam 06.00. Setelah sampai di kawasan Kawah Bromo, disana akan banyank jawa penyewaan kuda oleh penduduk lokal  untuk mencapai tangga Kawah Bromo. Karena dari parkiran Hardtop harus berjalan kaki sekitar 1km, kalo yang gak mau jalan kaki ya sewa kuda biayanya Rp50.000 sekali jalan.




Sepanjang jalan menuju kawah, jalan yang dilaluin yaitu hamparan pasir yang berdebu. Saran gw  bawa masker solusinya. Perjuangan menuju kawah sangat melelahkan broh, selain jalan yang berdebu, ketika sudah di tangga kawah naiknya juga antri, karena tangganya sempit dan juga curam. Jangan lupa sedia air minum di tas agar misi untuk sampai di atas kawah Bromo tercapai.hehehe….



Setelah sampai diatas kawah, jangan lupa masker selalu di pake broh, karena bau belerangnya bikin pusing. Demi menjaga keselamatan brohh,,,,



OK sekian cerita pengalaman ke Kawah Bromonya, ceritanya selanjutnya bersambung ke Savana Teletubbies.